Minggu, 05 Juli 2009

CURICULUM VITAE

EDYATMA SYAHPUTRA SIREGAR
Tempat & tanggal lahir : Padangsidempuan, 29 November 1989
Anak ke : 2 dari 5 bersaudara

Alamat tetap : komp.sidempuan baru. silandit no.3A. Padangsidempuan.

Alamat di padang : jln.Pisang Purus Kebun. no.215. Padang
Asal sekolah : SMA N 3 PADANGSIDEMPUAN
Tempat kuliah : APIKES DHARMA LANDBOUW PADANG
NO. BP : 08007

PENDIDIKAN KESEHATAN



Pengertian
Sehat adalah pribadi seseorang seutuhnya meliputi sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial, yang ketiganya tidak bisa dipisahkan. Menurut batasan dari WHO yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Dengan demikian pendidikdan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pibadi (fisik, mental, sosial) agar dapat tumbuh dan berkembang secara haromunis.

B. USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN

1. Kesehatan Pribadi
Manusia hendakanya selalu menjaga kebersihan dirinya agar tetap segar dan sehat, yang meliputi:
a. Kebersihan kulit
Untuk menjaga agar kulit selalu bersih, dengan mandi minimal dua kali sehari: pagi dan sore. Mandi berguna untuk membersihkan debu yang melekat di badan, juga untuk menghilangkan endapan keringat. Sebaiknya menggunakan sabun, karena secara kimiawi sabun dapat memisahkan kotoran dari permukaan badan.


b. Kebersihan rambut
Kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas minimal seminggu sekali dan bila rambut sudah terasa kotor, dengan menggunakan shampo atau obat-obatan lainnya, atau mungkin dengan merang atau tangkai padi yang dibakar. Gunakanlah shampo atau obat lain yang sesuai rambut, agar rambut tidak rusak.


c. Kebersihan kuku
Sebaiknya bagi anak didik memotong kukunya pendek-pendek seminggu sekali, dan bersihkan dengan sikat yang lembut, terutama di pinggir dan tepi kuku.


d. Kebersihan mata
Mata yang kotor karena debu atau air yang tercemar, dapat menyebakan berbagai macam penyakit mata. Membersihkan mata dengan air basah atau boorwater secara rutin adalah kebiasaan yang baik agar terhindar dari penyakit yang menyerang mata.


e. Kebersihan rongga mulut dan gigi

Kebersihan rongga mulut dan gigi dilakukan dengan cara berkumur dan menyikat gigi. Menyikat gigi menggunakan odol dengan baik, karena odol mengandung zat pembersih, memberikan bau yang enak dan rasa segar. Pilihlah sikat yang sesuai dan bulu-bulu yang lunak. Menyikat gigi dilakukan setelah makan dan sebelum tidur pada malam hari. Mencongkel-congkel sisa makanan di sela-sela gigi sebaiknya tidak boleh dilakukan, karena akan merusak gusi.


f. Kebersihan telinga
Membersihkan lubang telinga sebaiknya dengan memakai air yang masak yang dingin atau dengan obat tetes telinga. Obat tetes tersebt akan menyebabkan kotoran yang terdapat pada telinga mencair sehingga mudah untuk dikeluarkan. Kotoran telinga bersifat lekat, liat, dan berguna untuk menahan binatang atau kotoran yang masuk ke dalam telinga. Oleh karena itu jangan terlalu sering diberihkan, hanya cukup dua minggu sekali.


g. Kebersihan hidung
Hidung perlu dibersihkan dengan menggunakan kain halus atau dengan cara menghirup air lalu disemprotkan ke luar.


h. Kebersihan tangan dan kaki
Tangan dan kaki perlu dijaga kebersihanya dengan baik, mencuci tangan sebelum makan dan mencuci kaki sehabis bermain atau bekerja dan sebelum tidur, kebiasaaan seperti ini merupakan hal yang baik.


i. Pemeliharaan pakaian
Pakaian yang mememnuhi syarat kesehatan antara lain adalah:
1. Tidak merusak kulit
2. tidak terlalu sempit dan longgar
3. mudah dicuci dan dirapikan
4. warna serasi dengan warna kulit, usia pemakai, serta keperluanya.
5. Pakaian yang sudah dipakai sebaiknya dicuci (dibersihkan).
6. Sepatu dan sandal harus selalu dibersihkan, dan setiap kali dipakai dalam keadaan kering.
7. Jangan menyimpan pakaian yang bekas dipakai ke dalam almari, kalau perlu gantungkan diluar almari.
8. Sediakan tempat khusus untuk baju, sepatu, topi dan lain-lain.
9. Kosongkan saku-saku.
10. Pakaian yang disimpan dalam almari selalu dalam keadaan bersih dan kering.
11. Periksalah semua pakaian dan peralatan pribadi lainnya apakah sudah bersih atau belum.

2. Makanan dan minuman sehat

a. Fungsi makanan bagi tubuh
Fungsi makanan adalah untuk mendapatkan tenaga, mendapatkan zat pembangun sel-sel tubuh, mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta untuk menjamin kelancaran segala macam proses yang terjadi dalam tubuh. Untuk itu, maka makanan yang kita konsumsi setiap hari hendaknya mengandung unsur-unsur penghasil tenaga, pembangun sel-sel, dan mengatur segala macam proses dalam tubuh
Sesuai dengan kegunaannya makan makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat dikelompokan menjadi:
Makanan sebagai sumber tenaga yang mengandung karbohidrat.
Makanan sebagai sumber zat pembangun
Makanan sebagai sumber zat pengatur
b. Fungsi air bagi tubuh
Air adalah bagian yang penting bagi sel tubuh karena air sebagai larutan. Air juga diperlukan untuk menjaga suhu tubuh agar tetap dalam keadaan normal.


3. Kesehatan lingkungan
Setiap makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak membutuhkan suatu lingkungan yang sesuai dengan jenis dan keadaan masing-masing.
Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi dua : (kesehatan lingkungan depdikbud 1981)
a. Lingkungan fisik, sering juga disebut juga lingkungan abiotik yang terdiri dari benda-benda yang tidak hidup.
Lingkungan biotik, yaitu yang terdiri makluk hidup.

4. Keseimbangan antara kegiatan dan istirahat
Antara jasmani dan rohani erat sekali hubungannnya dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu menjaga jasmani saja, tanpa memperhatikan kesehatan rohani. Sebagai contoh seorang yang telah lama menderita sakit yang tidak sembuh-sembuh (misalnya Tbc, dll) lama-lama mungkin akan mengalami perubahan kepada jiwanya. Ia mugkin menjadi apatis, harapan masa depan kabur, dll. Sebalinya orang yang tertekan jiwanya mungkin ia akan malas untuk melakukan kegiatan fisik misalnya malas bekerja atau bekerja merasa cepat lelah, bahkan ada yang mengalami sampai kelumpuhan. Lelah dibedakan menjadi dua: lelah jasmani dan rohani.

C. KESEHATAN KELUARGA

Usaha pembangunan dibidang kesehatan terutama ditujukan dalam rangka usaha pendidikan kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit menular, pemulihan dan peningkatan kesehatan, pembangunan infrastruktur kesehatan, penyediaan dan pendidikan tenaga-tenaga kesehatan, pengadaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, usaha-usaha dibidang penelitian kesehatan serta peningkatan higenis air minum.

1. Program pendidikan kesehatan keluarga dalam masyarakat
Program ini ditujukan untuk memberikan penerangan dan pengertian kepada masyarakat untuk hidup sejahtera lebih sehat. Hal ini termasuk pula memberi pengertian tentang penggunaan bahan-bahan makanan yang mengandung zat-zat yang baik. Program ini merupakan program utama di Indonesia. Karena masih adanya berbagai penyakit-penyakit menular yang belum dapat sepenuhnya dikendalikan. Kegiatan-kegiatan perlu dilakukan dalam rangka usaha preventip terhadap penyakit-penyakit menular
2. Pemulihan dan peningkatan kesehatan
Program ini dimaksudkan untuk memulihkan dan meningkatkan beberapa bidang kesehatan tertentu, seperti perbaikan gizi, peningkatan kesehatan jiwa, kesehatan gigi dan kesehatan mata. Usaha-usaha yang dilakukan dibidang ini terutama adalah penelitian atau survey mengenai keadaan penyakit-penyakit tersebut, seminar dan pendidikan tambahan, penyediaan obat-obatan serta bahan-bahan pengobatan.
3. Program keluarga berencana
Program keluarga berencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya selalu diperhatiakan.Dalam menyusun suatu pedoman bagi Lembaga Keluarga Berencana.Melancarkan gerak usaha program keluarga berencana. Kemudian telah dilakukan pengreorganisasian dari pada program keluarga berencana itu dengan pembentukan Dewan Pembimbing Keluarga Berencana Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, dimana Pemerintah memegang peranan yang lebih besar dalam kegiatan-kegiatan usaha keluarga berencana.
Kegiatan usaha program keluarga berencana pada tahun 1969/1970 membangkitkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha keluarga berencana. Usaha-usaha untuk mendukung hal ini dilakukan dengan antara lain melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat guna menimbulkan saling pengertian, penyebaran penerbitan-penerbitan dan majalah keluarga sejahtera, pembuatan film keluarga sejahtera sandiwara radio, tulisan- tulisan pada surat-surat kabar dan media lainnya. Dibidang penelitian, statistik dan evaluasi terus dilakukan kegiatan-kegiatan untuk bahan dasar bagi penyusunan pola-pola kebijaksanaan yang tepat dan terarah dalam rangka program keluarga berencana.

Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah


Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang bermanfaat untuk menciptakan iklim atau kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku kesehatan individu. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari anak didik yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Untuk timbulnya sikap dan tingkah laku yang diharapkan itu diperlukan suatu proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan dari suatu proses pendidikan, diperlukan sarana penunjang berupa strategi pendekatan. Strategi pendekatan yang sesuai dengan kondisi perorangan maupun kelompok masyarakat, akan mempercepat proses terjadinya perubahan tingkah laku itu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat, arena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan indeks pembangunan manusia (IPM). Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat, oleh kerena pendidikan kesehatan sangatlah penting untuk menunjang setiap program kesehatan yang direncanakan. Tetapi seperti yang kita tahu bahwa pelaksanaan pendidikan ini, baik di negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya, yakni yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan gigi bagi masyarakat itu sendiri, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.


Kesehatan Gigi dan Mulut

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini merupakan satu bagian penting dari program pendidikan kesehatan secara keseluruhan. Program kesehatan gigi dan mulut pada hakekatnya ditunjukkan kepada seluruh masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat itu sendiri (DepKes. RI. 1982). Sebagaimana program kesehatan pada umumnya, walaupun baiknya program kesehatan itu, bila dalam pelaksanaannya tanpa mempertimbangkan keikutsertaan masyarakat di dalamnya, maka kemungkinan akan terjadinya hambatan atau bahkan kegagalan.

Dalam hal kesehatan gigi dan mulut, beberapa pakar mengatakan bahwa Departemen Kesehatan seringkali mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut ini. Sebagai salah satu contoh, program yang diselenggarakan di puskesmas-puskesmas mengenai usaha kesehatan gigi masih belum optimal diselenggarakan, seperti melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak-anak sekolah masih jarang dilakukan. Semua hal tersebut adalah program pokok puskesmas, namun sering diabaikan sehingga menjadi suatu hambatan dalam mencapai tujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemerliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Program-program yang baik adalah yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat itu sendiri. Tetapi oleh karena sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mempunyai tingkat pengetahuan dan ekonomi yang masih rendah, dengan sendirinya nilai kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut ini masih perlu dibangkitkan, supaya mereka menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut ini perlu ditingkatkan dan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam hidupnya. Dengan begitu mereka dapat melakukan sendiri dengan cara yang benar di dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid-murid sekolah, antara lain melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dalam pemberian fluor guna mencegah atau mengurangi karies gigi atau penyakit gigi lainnya.

Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini, yaitu :

1. Kumur-kumur dengan larutan fluor

Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).

2. Sikat gigi

Kepada setiap siswa/i diberikan pasta Fluocaril pada saat kegiatan ini berlangsung. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.

3. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut

Pada siswa/i TK dan SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggunakan buku pegangan yang bisa didapat dari Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Buku-buku tersebut telah disusun berdasarkan urutan kelasnya yaitu buku I untuk kelas I dan seterusnya sampai buku VI dan dilengkapi dengan buku kerjanya masing-masing. Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu overhead projector, slide, gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi, diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperluka karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan dari penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut.

Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data dari setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut.*** rara

Posted on May 6, 2006 2:05 PM |

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN


Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan.

Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil.

Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan adalah merupakan 'behavioral investment' jangka panjang. Hasil investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian.

Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan.

Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.

1. Peranan Pendidikan Kesehatan

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.

Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap status kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian.

Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. Penelitian penulis di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi anak balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti variabel perilaku terseleksi sedangkan variabel pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun variabel ekonomi disini belum mewakili seluruh variabel lingkungan tetapi paling tidak pengaruh perilaku lebih besar daripada variabel-variabel lain.

Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut. Lihat bagan hasil modifikasi pendapat Blum dan Green di bawah !

Dari bagan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

2. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu.

Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses kematangan.

Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan.

Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya.

Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan kesehatan didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)nya / mereka untuk mencapai kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal.

Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya.

3. Proses Pendidikan Kesehatan

Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input), proses dan persoalan keluaran (output).

Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.

Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

Sedangkan keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di bawah !

Beberapa ahli pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek belajar.

Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu, kelompok atau masyarakat.